1.Ubur - ubur Merah Raksasa
Lebih dari 3000 m di bawah permukaan samudra Pasifik, para peneliti dari Monterey Bay Aquarium REesearch Institute (MBARI) menggunakan kamera pada sebuah robot kendali untuk menyelam ke kedalaman laut. Dan akhirnya kamera tersebut menangkap sesosok merah, yang sangat mirip deengan jelly, ketika dilihat lebih dekat, ternyata seekor ubur – ubur (jelly fish) yang tidak bertentakel dan berukuran sangat besar. Walaupun tidak bertentakel tapi hewan ini memiliki sejenis “tangan” yang mungkin digunakan untuk mencari makan.
Akhirnya hewan ini diberi nama ilmiah Tiburonia granrojo.
2. Chan’s Megastick (Phobaeticus chani)
Serangga ini merupakan serangga terpanjang di bumi!!Hewan ini ditemukan di Gunung Kinabalu, Sabah, di pedalaman pulau Kalimantan. Panjangnya dapat mencapai 50 cm atau 1/2 meter!!
Serangga panjang lain yang pernah ditemukan sekarang telah menjadi spesimen di Museum Natural History di London, Inggris.
Para Ilmuwan meyakini hewan ini sebenarnya berjumlah cukup bhanyak, tapi karena hidup ditengah hutan dan kanopi yang sangat lebat, habitat aslinya sangat sulit dijangkau oleh manusia.
3.Sengi Muka abu - abu (rhyncocyon udzungwensis)
Sengi atau tikus gajah ini pertama kali ditemukan pada tahun 2006 di Taman Nasional Uzungwa, Tanzania. Seorang ilmuwan italia, Francesco Rovero, dari Trento Museum of Natural Sciences menangkap seekor mamalia kecila yang tertangkap kamera.
Muka abu – abu sengi ini jauh lebih besar dari yang lain, seukuran kelinci. Beratnya 700 gram, dan memiliki hidung yang panjang dan fleksibel seperti belalai gajah.
Anehnya, hewan ini lebih cenderung berkerabat dengan Gajah..?!
4.Hiu Bambu (Hemicyllium galei)
Hiu bambu, atau diketahui juga sebagai hiu berjalan, ditemukan pertama kali pada tahun 2006 di Teluk Cendrawasih di Irian Jaya (papua barat), Indonesia.
Hiu ini hidup di habitat yang kaya dengan coral dan memiliki level biodeversity yang sangat tinggi, sehingga beberapa ilmuwan menamakannya “species factory”
Hiu ini menggunakan siripnya untuk berjalan di permukaan dasar laut.
Mark Erdmann dari Consercation International adalah ilmuwan pertama yang melihat spesies hiu baru ini pada tahun 2006.
Walaupun hiu ini bisa berenang namun dia lebih suka untuk “berjalan ” di atas coral atau dasar laut untuk mencari makan.
5. Kipunji (Rungwecebus kipunji)
Hewan ini adalah genus baru (atau kelompok spesies kera) yang pertama kali ditemukan sejak tahun 1920-an.
Hewan ini tertangkap pada tahun 2003 oleh tim Davenport, seorang ahli biologi dari Wildlife Conservation Soceity, yang bekerja di daerah gunung Rungwe, Tanzania.
Dia menanyai warga lokal tentang hewan yang mereka buru dan tahu yang ada di hutan. Salah satu yang disebutkan adalah “kipunja”, sejenis kera besar yang tidak seperti kera lainnya.
Ketika Dr Davenport melihatnya dan mengetahui bahwa itu adalah spesies baru, dia kemudian melihat struktur DNA dari hewan ini. Dan ternyata hasil penelitiannya menunjukan bahwa hewan ini termasuk pada Genus baru yang belum ada sebelumnya.
Sekarang hewan ini hanya berjumlah sekitar 1.100 di habitat aslinya, sehingga hewan ini termasuk hewan langka.
6.Tokek Langkawi (Cyrtodactylus macrotuberculatus)
Tokek yang tidak biasa ini pertama kali ditemukan pada tahun 2008 di sebuah pulau di sebelah barat laut Malaysia oleh Dr Lee Grismer dan timnya.
Hewan ini menggunakan cahaya matanya yang luar biasa dan cengkaraman kakinya untuk berburu hewan di malam hari.
Tetapi ternyata ada yang mengatakan tokek ini juga ternyata telah ditemukan di gua limestone. Secara kasat mata memang sangat mirip, namun dari tampilan luarnya terdapat beberapa perbedaan.
7.Pygmy three-toed sloth (Bradypus pygmaeus)
Saya tidak tahu arti nama hewan ini dalam bahasa Indonesia. Sehingga saya tuliskan apa adanya..
Spesies ini , ditemukan di sebuah pulau di Escude de Veraguas di lepas pantai Carribean, yang menunjukan betapa cepatnya proses evolusi ini terjadi.
Pygmy ini telah terisolasi di habitat ini selama 900 tahun, ketika naiknya permukaan laut memisahkan pulau kecil ini dari pulau asalnya.
Gerakannya lebih lambat dari hewan yang berkerabat dengannya, tapi hewan ini mampu berenang, tidak seperti hewan pygmy lainnya. Selain itu dari ukuran tubuhnya pun juga lebih kecil, namun cenderung libih tinggi.
Lebih dari 3000 m di bawah permukaan samudra Pasifik, para peneliti dari Monterey Bay Aquarium REesearch Institute (MBARI) menggunakan kamera pada sebuah robot kendali untuk menyelam ke kedalaman laut. Dan akhirnya kamera tersebut menangkap sesosok merah, yang sangat mirip deengan jelly, ketika dilihat lebih dekat, ternyata seekor ubur – ubur (jelly fish) yang tidak bertentakel dan berukuran sangat besar. Walaupun tidak bertentakel tapi hewan ini memiliki sejenis “tangan” yang mungkin digunakan untuk mencari makan.
Akhirnya hewan ini diberi nama ilmiah Tiburonia granrojo.
2. Chan’s Megastick (Phobaeticus chani)
Serangga ini merupakan serangga terpanjang di bumi!!Hewan ini ditemukan di Gunung Kinabalu, Sabah, di pedalaman pulau Kalimantan. Panjangnya dapat mencapai 50 cm atau 1/2 meter!!
Serangga panjang lain yang pernah ditemukan sekarang telah menjadi spesimen di Museum Natural History di London, Inggris.
Para Ilmuwan meyakini hewan ini sebenarnya berjumlah cukup bhanyak, tapi karena hidup ditengah hutan dan kanopi yang sangat lebat, habitat aslinya sangat sulit dijangkau oleh manusia.
3.Sengi Muka abu - abu (rhyncocyon udzungwensis)
Sengi atau tikus gajah ini pertama kali ditemukan pada tahun 2006 di Taman Nasional Uzungwa, Tanzania. Seorang ilmuwan italia, Francesco Rovero, dari Trento Museum of Natural Sciences menangkap seekor mamalia kecila yang tertangkap kamera.
Muka abu – abu sengi ini jauh lebih besar dari yang lain, seukuran kelinci. Beratnya 700 gram, dan memiliki hidung yang panjang dan fleksibel seperti belalai gajah.
Anehnya, hewan ini lebih cenderung berkerabat dengan Gajah..?!
4.Hiu Bambu (Hemicyllium galei)
Hiu bambu, atau diketahui juga sebagai hiu berjalan, ditemukan pertama kali pada tahun 2006 di Teluk Cendrawasih di Irian Jaya (papua barat), Indonesia.
Hiu ini hidup di habitat yang kaya dengan coral dan memiliki level biodeversity yang sangat tinggi, sehingga beberapa ilmuwan menamakannya “species factory”
Hiu ini menggunakan siripnya untuk berjalan di permukaan dasar laut.
Mark Erdmann dari Consercation International adalah ilmuwan pertama yang melihat spesies hiu baru ini pada tahun 2006.
Walaupun hiu ini bisa berenang namun dia lebih suka untuk “berjalan ” di atas coral atau dasar laut untuk mencari makan.
5. Kipunji (Rungwecebus kipunji)
Hewan ini adalah genus baru (atau kelompok spesies kera) yang pertama kali ditemukan sejak tahun 1920-an.
Hewan ini tertangkap pada tahun 2003 oleh tim Davenport, seorang ahli biologi dari Wildlife Conservation Soceity, yang bekerja di daerah gunung Rungwe, Tanzania.
Dia menanyai warga lokal tentang hewan yang mereka buru dan tahu yang ada di hutan. Salah satu yang disebutkan adalah “kipunja”, sejenis kera besar yang tidak seperti kera lainnya.
Ketika Dr Davenport melihatnya dan mengetahui bahwa itu adalah spesies baru, dia kemudian melihat struktur DNA dari hewan ini. Dan ternyata hasil penelitiannya menunjukan bahwa hewan ini termasuk pada Genus baru yang belum ada sebelumnya.
Sekarang hewan ini hanya berjumlah sekitar 1.100 di habitat aslinya, sehingga hewan ini termasuk hewan langka.
6.Tokek Langkawi (Cyrtodactylus macrotuberculatus)
Tokek yang tidak biasa ini pertama kali ditemukan pada tahun 2008 di sebuah pulau di sebelah barat laut Malaysia oleh Dr Lee Grismer dan timnya.
Hewan ini menggunakan cahaya matanya yang luar biasa dan cengkaraman kakinya untuk berburu hewan di malam hari.
Tetapi ternyata ada yang mengatakan tokek ini juga ternyata telah ditemukan di gua limestone. Secara kasat mata memang sangat mirip, namun dari tampilan luarnya terdapat beberapa perbedaan.
7.Pygmy three-toed sloth (Bradypus pygmaeus)
Saya tidak tahu arti nama hewan ini dalam bahasa Indonesia. Sehingga saya tuliskan apa adanya..
Spesies ini , ditemukan di sebuah pulau di Escude de Veraguas di lepas pantai Carribean, yang menunjukan betapa cepatnya proses evolusi ini terjadi.
Pygmy ini telah terisolasi di habitat ini selama 900 tahun, ketika naiknya permukaan laut memisahkan pulau kecil ini dari pulau asalnya.
Gerakannya lebih lambat dari hewan yang berkerabat dengannya, tapi hewan ini mampu berenang, tidak seperti hewan pygmy lainnya. Selain itu dari ukuran tubuhnya pun juga lebih kecil, namun cenderung libih tinggi.